Annisa Khaerani. A short summary of this paper. Latar Belakang 2 B. Rumusan Masalah 2 C. Kronologi 3 B. Kronologi 6 B. Kronologi 9 B. Kesimpulan 11 B.
Latar Belakang Rasulullah berdakwah selama 13 tahun di Mekkah, sebelum akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Yatsrib. Madinah tak ubahnya negara berdaulat, dengan Rasulullah sebagai pemimpin tertinggi dan penduduknya terikat dalam perjanjian yang disebut Piagam Madinah.
Dalam membangun peradaban di Madinah, Rasulullah menghadapi berbagai tantangan. Suku-suku pedalaman di Madinah belum sepenuhnya menerima Islam sementara kaum Yahudi beberapa kali melanggar kesepakatan yang telah disetujui bersama. Selain itu, ancaman dari kaum musyrikin Quraisy di Mekkah masih belum pudar.
Konfrontasi tersebut akhirnya meletus dalam tiga peperangan penting, yaitu Perang Badar, Uhud, dan Khandaq. Rumusan Masalah 1. Apa saja peperangan penting yang terjadi pada masa Rasulullah?
Bagaimana kronologi peperangan pada masa Rasulullah? Apa pengaruh peperangan pada masa Rasulullah terhadap peradaban Islam di Madinah? Tujuan 1. Mengetahui peperangan penting pada masa Rasulullah 2.
Mengetahui kronologi peperangan penting yang terjadi pada masa Rasulullah 2. Kronologi Perang Perang Badar merupakan puncak pertikaian antara kaum muslimin Madinah dan kaum musyrikin Quraisy Mekkah. Terdengar sebuah berita mengenai sebuah kafilah Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan dengan 40 orang penjaga. Kafilah tersebut membawa harta yang melimpah milik penduduk Mekkah; sekitar ekor unta membawa muatan bernilai Kejadian ini tercantum dalam surah al-Anfal ayat Abu Sufyan mengirim mata-mata sebelum melewati Madinah untuk mengetahui adakah pasukan dari kaum muslimin yang akan mencegat kafilahnya.
Abu Sufyan yang mendapatkan informasi bahwa Rasulullah sudah mengutus para sahabatnya untuk mencegat kafilah3 segera mengutus Dhamdam bin Amr al-Ghifari ke Mekkah untuk memberitakan bahwa pasukan kaum muslimin akan segera datang ke Badar. Dhamdham diminta untuk menyampaikan kepada masyarakat Mekkah agar mengirimkan bantuan. Kemudian keduanya bertemu dengan seorang tua dari kalangan Arab Badui4 dan bertanya kepadanya tanpa memberi tahu identitas yang sebenarnya.
Setelah mendapat informasi, Rasulullah dan Abu Bakar meninggalkan orang tua itu. Kedua budak tersebut lalu dibawa ke hadapan Rasulullah, dari kedua budak tersebut didapatkan informasi mengenai jumlah pasukan Quraisy. Rasulullah SAW segera keluar dari Madinah bersama pasukan dengan peralatan perang yang seadanya. Mereka hanya mempunyai 2 ekor kuda, yang ditunggangi bergantian oleh para sahabat nabi dan 70 ekor unta.
Setelah Abu Sufyan dan kafilahnya menyusuri jalan pantai dan selamat, ia mengirimkan surat kepada kaum Quraisy yang telah siap untuk berperang agar segera kembali, namun Abu Jahal dan pasukan sebanyak kurang lebih orang menginginkan berperang. Akhirnya kaum muslimin dan kaum musyrikin saling berhadapan di medan perang. Akhirnya ketiganya dapat dikalahkan, namun Ubaidah mendapat luka yang cukup parah dan akhirnya meninggal dunia.
Melihat ketiga tokoh dari kaum musyrikin terbunuh, mereka marah dan menyerang kaum muslimin. Pertempuran berakhir dengan kekalahan di pihak kaum musyrikin dan kemenangan diraih oleh kaum muslimin. Dari pihak kaum muslimin terdapat 14 orang gugur sebagai syuhada, 6 orang dari Muhajirin dan 8 dari Anshar.
Sedangkan di pihak kaum musyrikin sebanyak 70 orang tewas dan 70 orang lainnya ditawan. Dampak Perang Kemenangan yang dicapai meningkatkan moral dan semangat kaum muslimin. Kabar mengenai Perang Badar telah tersiar di Madinah dan sekitarnya.
Sementara itu, kaum musyrikin Quraisy mendapatkan kerugian akibat kekalahan yang diderita. Penduduk Mekkah merasakan duka yang mendalam, banyak keluarga mereka mati terbunuh ataupun menjadi tawanan. Peperangan ini terjadi di dekat perbukitan Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi yang mempunyai ketinggian kaki dari permukaan tanah. Perang ini dilatarbelakangi oleh kekalahan kaum musyrikin Quraisy pada perang Badar.
Kaum Quraisy dengan jumlah tentara orang melawan Muslim yang hanya berjumlah pasukan. Selain itu terbunuhnya tokoh pemuka Quraisy yaitu Abu Jahal semakin menyulut keinginan mereka untuk membalas dendam. Langkah pertama yang dilakukan kaum Quraisy ialah mempersiapkan perang dengan mengumpulkan dana dari masyarakat sekitar. Faedah, Pelajaran, dan Hikmah Peristiwa-peristiwa dalam Perjalanan Menuju Badar 69 B. Tekad kaum musyrikin untuk menghadapi kaum Muslimin di Badar 70 C. Nabi SAW bermusyawarah dengan para shahabatnya 72 D.
Perjalanan untuk menghadapi musuh dan menghimpun informasi tentang mereka 75 E. Kondisi kaum musyrikin ketika sampai di Badar Membangun Markas Komando 87 B. Kematian Para Pembesar Quraisy B. Beberapa Peristiwa Besar Perselisihan dalam Harta Rampasan Perang B. Tawanan Perang Hasil Perang Badar B.
Yaumul Furqan Hari Pembeda C. Mukjizat-mukjizat yang Tampak di Badar dan Sekitarnya E. Perang Informasi di Badar Sebab Terjadinya Perang B. Ubadah bin Shamit Berlepas Diri dari Mereka Faktor-faktor Terjadinya Perang B.
Dalam Kancah Perang A. Para Syuhada Perang Uhud E. Beberapa Bukti Kenabian Mengetahui Arah Pergerakan Musuh E. Beberapa Pelajaran dan Faedah A. Cara Memperbaiki Kesalahan D.
Bahaya Mengutamakan Dunia atas Akhirat G. Selalu Cinta dan Terikat dengan Agama H. Peran Malaikat dalam Perang Uhud K. Meski judul dari kitab ini adalah al-Maghazi, namun pembaca masih akan menemukan banyak kisah yang tidak berhubungan dengan peperangan.
Untuk para pembaca yang tidak familiar dengan kitab ataupun buku dari era klasik, al-Maghazi terasa cukup sulit untuk dipahami. Kitab ini pada dasarnya leb ih menek ankan p ada kekuatan periwayatannya.
Oleh sebab itu, para pembaca akan melihat sanad yang jelas pada tiap kisah yang disampaikan. Metode sanad dalam penulisan kitab ini, menjadikannya sebagai kitab hadits tematis yang pembahasannya terutama mengenai peperangan di masa Nabi SAW dan para sahabat. Sehingga, substansi dari kitab Al- Maghazi secara umum berasal dari al-Maghazi karya az-Zuhri.
Sirah Nabawiyah Ibnu Ishaq yang jumlah halamannya berkisar halaman memang jauh lebih terstruktur, lebih detil, dan kronologis. Namun, kualitas sumber periwayatannya menjadi kekuatan yang menutupi kekurangan dalam pembahasan sejarahnya yang ringkas dan sederhana. Dengan kata lain, generasi sekarang tidak dapat lagi mengakses kitab sejarah Nabi Muhammad SAW dari abad pertama Hijriah.
Adapun yang masih dapat di baca dan diteliti sampai masa sekarang antara lain adalah Sirah Nabawiyah Ibnu Ishaq yang berasal dari abad kedua Hijriah. Sehingga tidak berlebihan jika sub judul dalam edisi alih bahasa Inggris-nya ditulis sebagai an early biography of Muhammad.
0コメント